Apa kabar?
Kesibukan akhir-akhir ini membuat saya lupa untuk menyentuh lembaran buku petunjuk hidup. Seperti ada yang kurang di setiap harinya, resah.
Saya pergi pagi, pulang malam. Hampir setiap hari.
Saya akui, saya sedang merasa jauh dengan-Nya.
Saya rindu. Rindu bisa lama-lama bercengkrama, bercerita tentang apa saja yang sudah saya lewati di hari itu.
Allah tidak pernah capek sama kita.
Allah tidak pernah abaikan kita.
Mungkin kitanya saja yang tidak mau capek-capek datangin Allah.
Mungkin kitanya saja yang sering lupa ngasih kabar ke Allah.
Astagfirullahaladzim..
Untukmu si Merah berukuran 22x15 cm yang berada di sudut meja belajar...
Saya rindu bisa sering menyentuhmu seperti di setiap waktu sholat saat liburan tiba.
Rindu rasanya. Rindu caramu menentramkan hati.
.
.
.
.
.
Malam ini saya mencoba menyentuhnya lagi setelah seminggu saya biarkan ia tertidur manis saja di sana. Saya lihat bentuknya dengan seksama, ada sedikit debu pada tubuhnya.
Sepertinya ia senang saya sentuh. Saya berjanji setidaknya pagi dan malam hari kita akan bertemu di setiap harinya seperti waktu-waktu sebelumnya.
Selamat tidur sampai jumpa pukul tiga dini hari.
Terus ingatkan saya ya, Merah.
Bogor, 25 Feb 2018.
23.39.